Instagram :@sabili_jahro Twitter :@sabili_jahro Facebook :sabili jahro
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 11 Mei 2017

Doa yang Ribet

by sabilijahro  |  at  16.28


Assalamu'alaikum...
Belakangan ini saya sering bertemu dengan pembaca doa yang mengeluh. Katanya, umat masa kini sering tidak sabaran, ingin agar doanya cepat-cepat selesai. Tetapi setelah lama saya perhatikan, saya justru memberikan nasihat agar mereka menyederhanakan cara berpikir mereka yang ribet. “Sederhanakan doa Anda,” begitu saran saya.
Ini tentu bukan karena kita hidup dalam abad kecepatan, melainkan karena kesalahan pembaca doa itu sendiri. Mereka tidak fokus, kurang percaya diri, ingin mencari perhatian berlebih dari sebuah ritual yang padat acara. Bukan. Sama sekali ini bukan menganggap doa tidak penting, melainkan kita perlu mengajak orang lain fokus, khusyuk, dan menaruh perhatian yang penuh.
Bayangkan di sebuah pesta pernikahan. Pembaca doa membukanya dengan menyebut nama semua tamu yang dianggapnya penting. Alih-alih membaca doa, ia memasukkan banyak nasihat seperti yang biasa diucapkan seorang kakek kepada cucu-cucunya. Nasihatnya banyak sekali dan semakin lama semakin bercabang, bercampur dengan teori-teori, kisah, pengalaman hidup, dan seterusnya. Padahal, pada sesi sambutan keluarga, seorang yang dituakan sudah banyak memberi nasihat.
Belum lagi ingatannya yang melebar. Itu sudah 10 menit lebih. Doa belum juga dimulai. Padahal AC di ruang tengah tidak bekerja optimal. Antrean tamu semakin panjang. Hak sepatu yang dipakai kaum ibu yang hadir tinggi-tinggi, membuat mereka cepat merasa letih, berdiri di tempat tanpa gerak.
Akhirnya satu per satu tamu mulai bicara sendiri-sendiri, saling ngobrol. Dan beberapa tamu berteriak halus: Amin, amin! Tetapi pembaca doa tidak tanggap, ia terus berbicara berputar-putar, tidak fokus.
Cerita di atas saya kutip dari penulis favorit saya sekaligus guru besar Universitas Indonesia yaitu Pak Rhenald Khasali. Beliau banyak sekali pengalaman dalam hidupnya yang diceritakan pada bukunya yang berjudul”Self Driving menjadi driver atau passenger?”.  Saya mengambil salah satu ceritanya tentang doa yang ribet. Dapat saya simpulkan bahwa ternyata kita itu harus menyederhanakan doa kita agar fokus, dan selama ini kesalahan terbesar saya adalah terlalu banyak doa atau keinginan tapi hanya sedikit proses yang dijalankan untuk terkabulnya doa tersebut. Dengan membaca cerita tersebut memberikan saya pencerahan untuk tidak terlalu ribet dalam berdoa, fokus dan percaya diri supaya doa bisa terkabul.
Sekian sedikit cerita yang bisa saya kutip, semoga bermanfaat.
Wasalamu’alaikum...


0 komentar:

Proudly Powered by Blogger.